This is default featured slide 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

Wednesday, February 17, 2016

Apakah Omset, Profit, Cash, dan Free Cash itu?

Mengenal Istilah Omset, Profit, Cash, dan Free Cash

     Apapun jenis usaha yang anda jalankan, seorang pengusaha wajib tahu akan istilah omset penjualan, profit, cash, dan free cash. Mengapa hal tersebut sangat penting? Karena seorang pelaku usaha harus tahu keuntungan bersih dan keuntungan kotor yang didapatnya. Dengan mengetahui detil keuntungan kotor dan keuntungan bersih maka usaha anda dapat terhindar dari kebangkrutan.
     “Omset penjualan saya sekian juta perbulan, “adalah jawaban yang mungkin kita pernah dengar dari seorang pengusaha saat ditanya berapa omset yang dicapainya. Ketika dia menyebutkan sejumlah angka, terkadang kitapun akan membayangkan besarnya keuntungan yang didapatnya. Benarkah demikian?
Istilah Omset, Profit, Cash, dan Free Cash
     Omset adalah pendapatan yang anda hasilkan dari penjualan produk/jasa yang anda tawarkan pada kurun waktu tertentu. Uang yang anda dapatkan tersebut belum dikurangi HPP dan biaya (listrik, air, gaji, perlengkapan dsb). Bisa dikatakan omset adalah laba kotor yang dihasilkan usaha anda.
     Sedangkan profit adalah jumlah uang yang anda hasilkan dari penjualan dalam periode tertentu yang sudah dikurangi dengan HPP dan biaya. Namun profit disini masih sebatas laporan keuangan saja, dan anda harus mengubahnya menjadi cash dan free cash.
Seringkali pelaku usaha beranggapan bahwa profit adalah berupa uang tunai atau cash. Padahal tidak demikian.
     Cash adalah uang yang anda dapatkan dan masuk ke akun bisnis anda, dimana uang tersebut sudah dikurangi dengan biaya pengeluaran usaha.
Perlu diingat cash ini tidak bisa anda gunakan seluruhnya. Penggunaan cash yang tidak terkendali akan mengakibatkan runtuhnya usaha anda. Anda dapat membagi cash ini menjadi dua pos:
1. cash yang nantinya diputar untuk keperluan usaha
2. free cash atau income yang bisa digunakan untuk kebutuhan pribadi
Dengan membedakan antara cash dan free cash, maka perputaran roda usaha dan pemenuhan kebutuhan pribadi dapat berjalan seimbang. Dengan cash anda bisa menambah modal atau membeli perlengkapan baru untuk pengembangan usaha.
     Sedangkan free cash dapat anda gunakan untuk biaya sekolah anak, membeli kendaraan, liburan, atau pemenuhan kebutuhan pribadi lainnya.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai mengenal istilah omset, profit, cash, dan free cash. 
     Semoga bermanfaat

Saturday, February 13, 2016

Apa Penyebab Terjadinya Pasang Surut Air Laut?


     Apakah adik-adik pernah mencoba wahana Ontang Anting di Dufan? Ketika wahana ini berputar, timbullah sebuah gaya yang disebut Gaya Sentrifugal yang membuat badanmu terdorong ke arah luar. Semakin cepat wahana Ontang Anting berputar, semakin besar gaya yang kamu rasakan.
     Bumi yang kita tinggali juga berputar terhadap sistem Bumi-Bulan. Karena itu, air yang berada di permukaan bumi mengalami gaya sentrifugal dan terdorong menjauhi Bulan.
     Selain itu, air di permukaan Bumi juga tertarik oleh Gaya Gravitasi ke arah Bulan yang massanya cukup besar dan berada tidak terlalu jauh Bumi. Semakin dekat dengan bulan, semakin besar tarikan gaya gravitasi yang dialami oleh air.
     Dengan menjumlahkan kedua gaya ini, maka kita bisa tahu bahwa air pada sisi A mengalami total gaya yang mendorong air menjauh dari Bulan; dan air pada sisi C mengalami total gaya yang menarik air mendekat ke arah Bulan. Akibatnya, sisi A dan sisi C mengalami “pasang”, sedangkan sisi B dan sisi D mengalami apa yang kita sebut sebagai “surut”.
     Gaya gravitasi dari Matahari dan gaya sentrifugal yang diakibatkan oleh gerak berputar Bumi terhadap Matahari, juga berpengaruh terhadap pasang surutnya air laut. Tetapi pengaruhnya lebih kecil.
Sumber gambar: http://femiadi.com
*Farica E. Yosafat meraih gelar Sarjana Fisika pada tahun 2008 dan kemudian menjadi dosen di Universitas Katolik Parahyangan. Ia melanjutkan studi dan meraih gelar Magister Sains Kebumian dari Institut Teknologi Bandung. Saat ini ia aktif di Bengkel Sains yang “mengajarkan” sains melalui eksperimen.
Sumber: anakbertanya.com

Apa Kandungan dari Meteor?


meteors

     Selain meteor, anak-anak mungkin pernah mendengar pula meteoroid dan meteorit. Meteor, meteoroid dan meteorit adalah benda yang sama. Meteor yang juga sering disebut sebagai bintang jatuh ialah meteoroid yang masuk ke dalam atmosfer Bumi karena pengaruh gravitasi Bumi. Kata meteor sendiri berasal dari bahasa Yunani – meteōros – yang artinya “tinggi di udara”. 
     Meteoroid adalah batu-batu angkasa berukuran kecil yang melayang-layang bebas di angkasa dan bergerak cepat, tidak mempunyai lintasan yang beraturan serta tidak mengorbit Matahari, berbeda dengan asteroid atau komet yang bergerak mengorbit Matahari secara teratur. Karena meteoroid bergerak dengan kecepatan tinggi saat memasuki atmosfer Bumi serta mengalami gesekan yang hebat dengan atmosfer saat menuju permukaan Bumi, maka meteoroid tersebut terbakar di atmosfer dan memijar. Meteoroid yang terbakar inilah yang disebut meteor. Penduduk Bumi melihat meteor yang terbakar itu sebagai bintang jatuh tadi. Meteoroid yang masuk ke dalam atmosfer Bumi dan mencapai atau jatuh ke permukaan tanah disebut meteorit. Dari temuan terhadap meteorit, para ahli bisa mengetahui bahwa meteoroid terdiri atas batuan, besi, dan nikel.
     Meteor dapat diamati pada malam hari ketika kegelapan memungkinkan obyek redup ini bisa dilihat oleh mata manusia. Meteor yang berukuran besar (10 cm hingga beberapa meter) ‘memijar’ akibat tekanan atmosfer yang memanaskan meteoroid dan menciptakan jejak gas yang bersinar akibat partikel meteoroid yang meleleh, dan cahaya tampak yang ditimbulkan oleh meteor ini dalam berbagai warna. Warna yang diperlihatkan oleh meteor bergantung pada pengaruh relatif isi logam pada meteoroid dan plasma udara yang memanasinya. Meteor yang berwarna oranye-kuning, menunjukkan adanya kandungan natrium dalam meteoroid tersebut. Warna kuning berarti mengandung besi, warna biru-hijau berarti mengandung magnesium, warna ungu mengandung kalsium, warna merah mengandung nitrogen dan oksigen.
     Jika ingin melihat contoh meteorit, kalian bisa berkunjung ke Museum Geologi Bandung, Jl. Diponegoro 57 Bandung (http://www.wisatamuseum.com/id/geologi-hours.php).
*Endang Soegiartini menekuni Astronomi dan tercatat sebagai dosen di FMIPA ITB sejak 1993. Gelar doktor dalam bidang Astronomi diperolehnya dari ITB pada tahun 2012. Sub-bidang Astronomi yang kini digelutinya adalah Tatasurya, terutama dinamika benda-benda kecil di Tatasurya.
Sumber: anakbertanya.com

Berapa Jarak Matahari dari Bumi?

     

     Hampir setiap hari kita melihat Matahari terbit dan tenggelam, kecuali pada saat langit sedang mendung. Seberapa jauh sih Matahari dari Bumi? Mungkin itu yang membuat kamu bertanya-tanya ya. Jawaban yang paling singkat adalah 1 AU (Astronomical Unit). Eh, tapi itu tidak berguna ya? Jawaban lainnya adalah 8 “menit cahaya”. Namun, kamu pasti masih bingung, 8 menit cahaya itu sama dengan berapa kilometer?
     Kecepatan cahaya merambat di ruang diketahui sama dengan 300.000 kilometer per detik. (Baca: Berapakah Kecepatan Cahaya Itu? di sini...). Jadi, dalam 8 menit, cahaya akan merambat sejauh 300.000 x 8 x 60 kilometer, yang sama dengan 144.000.000 kilometer. Perhitungan ini tidak tepat betul, tapi kira-kira itulah jarak Matahari dari Bumi. Jauh ya?
     Nah, kamu mungkin penasaran juga, bagaimana kita tahu bahwa cahaya merambat selama 8 menit dari Matahari ke Bumi. Apa betul jarak Matahari dari Bumi diukur dengan menghitung lamanya cahaya merambat dari Matahari ke Bumi?
     
     Sebetulnya, jarak Matahari dari Bumi sudah dihitung oleh manusia sebelum kecepatan cahaya diketahui. Orang yang pertama kali mencoba menghitung jarak Matahari dari Bumi secara kasar adalah Aristarchus, sekitar 2.250 tahun yang lalu, dengan menggunakan trigonometri (kamu akan mempelajari trigonometri dalam mata pelajaran matematika di SMP nanti).
http://i2.wp.com/ermala.files.wordpress.com/2011/03/mvb.jpg?resize=387%2C339     Belakangan, tepatnya pada tahun 1653, seorang astronom bernama Christiaan Huygens menghitung lagi jarak Matahari dari Bumi dengan teliti, dengan menggunakan metode triangulasi yang melibatkan Matahari, Bumi dan Venus. Hasil perhitungan Huygens dikoreksi lagi oleh Giovanni Cassini pada tahun 1672, dengan menggunakan metode paralaks, yang memuat perhitungan sudut secara lebih teliti.
     Jarak Matahari dari Bumi, yang kemudian dinyatakan sebagai 1 AU itu, saat ini ditetapkan sama dengan 149.597.870,7 kilometer. Dengan pesawat berkecepatan 10.000 kilometer per jam (~10 kali lebih cepat dari pesawat biasa), perlu waktu 20 bulan lebih untuk menempuh jarak sejauh ini!
Penulis: Hendra Gunawan, guru besar dan pengajar matematika ITB
Sumber: anakbertanya.com

Friday, February 12, 2016

Mengapa Komet Disebut Benda Langit?

     
     
     Bila kita melihat langit malam tak berawan, banyak ya benda langit yang dapat kita lihat. Mereka tampak seperti untaian titik cahaya dan tersebar di langit. Dari semua itu, tentu Bulan lah yang tampak paling besar, ya ‘kan?
     Kalau kalian beruntung, ada benda langit yang tampak tidak seperti titik cahaya, melainkan sebuah titik dengan cahaya yang memanjang di langit. Itu adalah komet. Tetapi ia tidak selalu memiliki cahaya yang memanjang, loh.
     Beberapa ratus tahun lalu orang pernah menduga bahwa komet bukanlah benda langit, melainkan benda yang melintas di dalam atmosfer kita. Ya, seperti pesawat yang sedang terbang di udara.
     Cahaya yang memanjang itu disebut “ekor komet”. Ini merupakan hasil proses penguapan materi permukaan komet akibat panas Matahari. Wah, apakah berarti komet itu terbakar? Tidak demikian. Materi yang menyelimuti komet itu sudah menguap ketika merasakan hangatnya Matahari.
     Jadi, komet bukanlah benda yang melintas di dalam atmosfer kita, ataupun benda langit dari luar Tata Surya yang sedang melintas masuk ke dalam Tata Surya. Ia merupakan benda langit anggota Tata Surya seperti halnya planet-planet yang beredar mengelilingi Matahari.
Sumber gambar: http://en.wikipedia.org
Penulis: Budi Dermawan adalah seorang astronom yang menekuni sistem keplanetan, asteroid, dan komet, khususnya dalam gerak orbitnya. Ia mengajar di FMIPA ITB sejak tahun 1993 dan meraih gelar doktor dari University of Tokyo Jepang pada tahun 2004.
Sumber: anakbertanya.com

Bagaimana Cara Mengukur Kecepatan Cahaya?

     Tahukah adik-adik, berapa kecepatan cahaya? Cahaya melaju dengan kecepatan kurang lebih 300.000 km/detik dalam vakum, tepatnya 299.792.458 meter/detik. Sebagai gambaran, cahaya membutuhkan waktu hanya 0,14 detik untuk mengitari Bumi. Cepat sekali bukan!
     Namun, dari mana angka ini didapatkan? Apakah kecepatan cahaya yang super cepat ini diukur seperti kita mengukur kecepatan orang berlari (mengukur jarak dengan meteran dan waktu tempuh dengan stopwatch)? Jika kita ingin mengukur kecepatan cahaya demikian, cahaya terlampau cepat. Stopwatch kita kurang presisi dan Bumi tempat tinggal kita tidak cukup luas.
Gambar 1. Percobaan Galileo untuk mengukur kecepatan cahaya. Galileo ingin mengukur kecepatan cahaya dengan mengukur jarak dan beda waktu sejak lentera pertama dibuka sampai ia melihat cahaya dari asistennya. Namun, cahaya terlampau cepat sehingga Galileo tidak merasa adanya perbedaan waktu.
     Salah satu solusinya adalah mengamati bintang yang berada di luar angkasa. Posisi bintang berubah-ubah dalam satu tahunnya. Hal ini dikarenakan cahaya yang merambat dari bintang ke mata sedikit bergeser akibat revolusi Bumi terhadap Matahari. Dengan mengukur sudut pergeseran ini dan mengetahui kecepatan revolusi Bumi, kita dapat menghitung kecepatan cahaya.
Gambar 2. Prinsip pengukuran kecepatan cahaya (James Bradley, 1728). Ketika hujan, orang akan merasa bahwa hujan menerjang dia jika orang tersebut berlari meski hujan tersebut hanya jatuh tegak lurus terhadap Bumi. Demikian juga dengan cahaya dari bintang. Arah datangnya cahaya berubah karena revolusi Bumi sehingga posisi bintang terlihat bergeser.
     Selain pengamatan benda angkasa, kecepatan cahaya dapat diukur dengan pengamatan di Bumi. Pengukuran cahaya ini pertama kali dilakukan oleh seorang Fisikawan Prancis, Fizeau. Ia mengukurnya dengan cara melewatkan cahaya melalui roda gigi yang berputar. Cahaya ini kemudian dipantulkan balik oleh cermin dan diamati.
Gambar 3. Teknik pengukuran kecepatan cahaya oleh Fizeau (1849). Fizeau menghitung bahwa kecepatan cahaya adalah 313.300 km/s.
     Fizeau kemudian mempercepat putaran roda gigi. Suatu ketika perputaran roda begitu cepat, membuat cahaya yang kembali terhalangi oleh gigi roda. Cahaya harus melewati celah berikutnya agar dapat kembali dan teramati. Dengan mengetahui kecepatan roda gigi saat ini, jumlah gigi, serta jarak antara roda gigi dengan cermin, kecepatan cahaya dapat dihitung. 
     Kemajuan teknologi membuat kecepatan cahaya dapat diukur lebih akurat, misalnya dengan menggunakan laser dan prinsip interferensi.
     Tahukah adik-adik bahwa cahaya adalah gelombang? Saat dua atau lebih gelombang bertemu, gelombang akan berpadu. Perpaduan ini dapat memperbesar atau memperkecil gelombang. Pada cahaya, perpaduan dapat menghasilkan cahaya terang bahkan kegelapan! Terdengar aneh bukan? Cahaya dipadukan dengan cahaya, hasilnya malah kegelapan. Perpaduan ini disebut interferensi. Alat yang menggunakan prinsip ini untuk mengukur sesuatu disebut interferometer.
Gambar 4. Interferensi cahaya pada interferometer. Perbedaan jarak tempuh sepanjang seperempat panjang gelombang menyebabkan interferensi destruktif. Interferensi konstruktif mengakibatkan terang pada pusat pola gelap terangi nterferensi (kiri),interferensi destruktif mengakibatkan gelap pada pola (kanan).
     Frekuensi sinar laser sudah diketahui dari karakteristik sinar laser; dan dengan interferometer, kita dapat mengukur panjang gelombang sinar laser. Kecepatan cahaya pun kemudian dapat dihitung dengan mengalikan kedua besaran ini.
     Meski terdengar rumit, prinsip ini dapat dilakukan di rumah untuk mengukur kecepatan cahaya. Alatnya pun sederhana: oven microwave dan coklat besar! Caranya adalah dengan menaruh coklat dalam oven sebentar; namun coklat harus diatur agar tidak berputar selama oven menyala (detail percobaan dapat ditemukan di sini). Sebaiknya juga, segelas air dimasukkan ke dalam oven untuk mengurangi pemantulan gelombang.
Gambar 5. Coklat setelah di-oven selama beberapa saat. Hanya bagian tertentu saja yang meleleh. Sisanya masih padat.
     Nantinya akan terbentuk „lelehan-lelehan“ pada coklat dengan jarak tertentu. Jarak ini merupakan setengah dari panjang gelombang microwave. Sementara itu, frekuensi microwave bergantung dari oven yang digunakan, dan biasanya tertulis di bagian belakang oven atau di buku manual-nya.
Selamat mencoba!
Sumber gambar (dengan modifikasi):
Penulis: Jane C. Arifin adalah seorang fisikawan. Ia meraih gelar magister dalam bidang photonics dari Abbe School of Photonics, Friedrich Schiller University di Jena, Jerman, pada tahun 2013.

Bagaimana Cara Membuat Web?

     Sebelum Kakak jelaskan caranya, kita bahas dulu apa itu halaman webwebsite, dan World Wide Web (WWW) ya! Saat kamu membaca tulisan ini, coba bayangkan kamu sedang membaca buku. Saat membaca buku, kamu membuka suatu halaman yang ada tulisannya, kan? Nah, tulisan yang sekarang kamu baca ini juga ada di halaman yang disebut halaman web.
     Semua halaman web yang dikumpulkan dalam suatu nama/alamat seperti anakbertanya.com ini disebut website. Website satu dan website lainnya terhubung oleh tautan (link) yang biasanya kita klik. Semua website yang saling terhubung berada dalam suatu sistem yang bernama World Wide Web (WWW) dan seringkali disebut sebagai web.
     Untuk membuat website, kita harus membuat halaman web-nya terlebih dahulu. Halaman web mengandung konten berupa tulisan, gambar, atau video. Sebelum ditampilkan di browser, konten tersebut ditulis dalam bentuk kode HTML (Hypertext Markup Languange). Kemudian file HTML dibaca oleh browser sehingga kontennya bisa ditampilkan di layar. Kalau mau belajar membuat halaman web, pelajari HTML dulu ya.
     Halaman web ada dua macam, statis dan dinamis. Halaman web yang kontennya tidak bisa diubah oleh pengunjung disebut halaman web statis sedangkan yang kontennya bisa diubah disebut halaman web dinamis. Kebanyakan website saat ini berisi halaman web dinamis sehingga pengunjung bisa membuat kontennya sendiri. Untuk membuat halaman web dinamis, HTML tidaklah cukup. Kita perlu menggunakan database dan bahasa pemrograman. Database dan bahasa pemrograman yang bisa digunakan sangat banyak. Namun untuk pemula, cobalah pelajari database MySQL dan bahasa PHP.
     Untuk membuat halaman web yang lebih keren, kamu bisa gunakan CSS (Cascading Style Sheet) dan JavaScript. CSS akan membuat halaman web kamu lebih indah dan rapi sedangkan JavaScript bisa membuat halaman web kamu lebih interaktif dan menarik. Namun sayangnya kita tidak bisa membahas semua itu di sini karena banyak sekali yang harus dipelajari.
Contoh kode HTML dan hasilnya. Dari w3schools.com
Contoh kode HTML dan hasilnya. Sumber: w3schools.com
Di mana sih kita bisa pelajari itu semua?
     Sekarang ini sangat banyak fasilitas untuk belajar membuat web. Beberapa sekolah sekarang juga mengajarkannya. Kamu juga bisa mengambil kursus atau belajar sendiri lewat Internet. Salah satu website yang memberikan semua materi tersebut adalah w3schools.com.
     Kalau kamu sudah bisa membuat halaman web di komputer kamu sendiri, bagaimana caranya supaya bisa diakses oleh semua orang? Untuk itu, kamu perlu menyimpannya di web hosting dan membeli alamat domain, misalnya namakamu.com. Kamu bisa mencari dan memilih web hosting melalui Google. Akan ada banyak sekali pilihannya, mulai dari yang gratis hingga berbayar. Untuk pertama kali, mungkin kamu bisa mencoba web hosting gratis seperti idhostinger.com. Namun, web hosting gratis pasti akan banyak kekurangan dan batasannya. Oleh karena itu, jika kamu ingin membuat website yang bertahan lama, saya sarankan untuk menggunakan web hosting berbayar.
     Untuk bisa menjadi pengembang web yang mahir, kamu harus terus mencoba dan belajar karena teknologi web berkembang dengan sangat pesat. Selamat belajar!
Penulis: Teguh Nugraha meraih gelar Sarjana Matematika dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 2013.